|
|
Sebagai sebuah perguruan tinggi yang otonom, STAIN Malang dalam rangka mengembangkan diri menjadi perguruan tinggi yang berwibawa, telah membangun struktur keilmuan sebagai interpretasi dari kurikulum inti yang dikembangkan oleh IAIN/STAIN. Struktur kurikulum STAIN Malang digambarkan sebagai sebuah pohon yang kokoh dan rindang. Pohon yang kokoh, tentunya memiliki akar yang teguh dan cabangnya menghujam ke bumi yang selanjutnya akan menumbuhkan batang, dahan, ranting dan daun yang subur, sehingga menghasilkan buah yang segar (QS: 14: 24-25). Pohon seperti ini digunakan untuk menggambarkan struktur keilmuan yang selanjutnya dapat dilihat dan dijabarkan dalam kurikulum STAIN Malang. Akar, disamping fungsinya untuk meraup saripati makanan dari tanah, juga berfungsi untuk menyangga tegaknya kekokohan batang. Karena itulah, akar dijadikan metafora sebagai fondasi keilmuan. Yang dimasukkan ke dalam komponen fondasi/akar itu adalah: (1) kemampuan berbahasa Arab dan Inggris, (2) Pancasila, (3) Filsafat, dan (4) ilmu alam dan ilmu sosial. Kemampuan dan penguasaan yang matang terhadap fondasi/akar di atas, akan memudahkan para mahasiswa untuk memahami keilmuan Islam yang digambarkan dengan batang sebuah pohon yang harus dikuasai oleh setiap mahasiswa STAIN Malang, yaitu (1) Al-Qur'an dan As-Sunnah, (2) Sirah Nabawiyah, (3) Pemikiran Islam (Teologi, Filsafat Islam, Mistisism/Tasawuf, dan Fiqh), dan (4) Masyarakat Islam. Adapun dahan dan rantingnya digunakan untuk menggambarkan bidang ilmu yang akan dikembangkan sementara ini, yaitu: (1) Tarbiyah, (2) Syari'ah, (3) MIPA (4) Adab/Bahasa, dan (5) Psikologi. Pada masa mendatang STAIN Malang juga akan mengembangkan bidang keilmuan yang lebih luas, seperti Teknik, Komunikasi dan Informatika dan lain-lain. Bidang keilmuan ini pengembangannya dipilih oleh masing-masing mahasiswa tergantung minat dan interesnya. Sebagai sebuah pohon yang memiliki akar, batang dan dahan serta ranting yang kokoh, tentunya akan memiliki buah yang segar. Dalam kerangka pengembangan keilmuan di STAIN Malang, buah digambarkan sebagai iman dan amal shaleh. Untuk mengimplementasikan pemikiran tentang struktur keilmuan yang digambarkan dengan sebuah pohon yang kekar dan kokoh itu, maka STAIN Malang mengambil kebijakan bahwa semua mahasiswa tanpa melihat jurusan atau program studi yang diambil, pertama kali harus menguasai fondasi (akar) keilmuan, baru mengkaji akar ajaran Islam (batang), yang kemudian mengkaji konsentrasi masing-masing sesuai dengan spektrum keilmuan yang dipilih (dahan dan ranting), seperti Tarbiyah, Syari'ah, Adab/Bahasa dan Psikologi. Struktur keilmuan yang dikemukakan di atas, jika mengikuti pemikiran Imam Al-Ghazali tentang klasifikasi ilmu, maka penguasaan terhadap akar dan dahan dikategorikan sebagai "wajib 'ain". sedangkan dahan dan rantingnya (penguasaan bidang studi) dikategorikan sebagai "wajib kifayah". |